Sabtu, 24 Februari 2018

Terpendam, tentang cinta dan rasa sakit

Sekarang sedang musim hujan di Negeriku, dan pagi ini seperti biasa aku malas bangkit dari tempat tidur, menanggalkan selimut yang menghangatkan tubuh karena dingin yang entah bagaimana bisa lolos dari kokohnya dinding kamar. Tapi mau bagaimana lagi, aku memiliki kegiatan hari ini, dan lagi pula pakaian kotor sudah menumpuk ingin segera dicuci. Dengan malas aku menyingkap selimut yang entah kenapa menjadi sangat menarik akhir-akhir ini.          
Oh iya aku perkenalan diri dulu, namaku Faza, aku mahasiswa semester 5 di Universitas Negeri dikotaku. Aku mengikuti organisasi Pers Mahasiswa di kampusku, awalnya aku mengikuti organisasi ini hanya karena ingin mencari kesibukan untuk melupakan seseorang, tapi dengan berjalannya waktu aku merasa nyaman bersama orang-orang dan kegiatan didalamnya. Tadi suara telpon membangunkanku, dari ketua umum organisasi yang aku ikuti. Ada Persma (Pers Mahasiswa) dari luar kota berkunjuk ke sekret kami, dan sebagai Public Relations di organisasi ini, mau tak mau aku harus menjalin hubungan baik dengan semua Persma di seluruh pelosok Negeri.
Setibanya disekret sudah ada ketua umum, beberapa anggota Persma ku, dan tiga wajah baru yang langsung ku ketahui mereka adalah tamu kami. Akupun langsung mengampiri mereka dengan menyapa dan memperkenalkan diri. Belum usai aku menyebutkan nama, ada suara dibelakang punggungku memanggil namaku, aku tak merasa asing dengan suara tersebut, seseorang yang memiliki suara itulah yang menyebabkan aku mengikuti organisasi ini, seseorang yang sangat ingin aku lupakan. Seseorang yang 1 setengah tahun lalu melukai hatiku.
“Za” panggilnya, tetapi aku masih tak  berbalik badan
“Aku sengaja mengikuti rombongan Persma kampusku dalam kunjungan kesini, karena aku mendengar kalau kamu mengikuti organisasi  ini” ungkapnya, yang belum membuatku menghadapnya.
“Ada yang inginku bicarakan dan jelaskan Za” lanjutnya
“Tidak ada yang ingin aku dengar darimu” jawabku sambil membalikan tubuh mengadapnya. Setelah 2tahun aku tak melihatnya, untuk pertama kali setelah patah hatiku aku menatap orang ini.
“Aku mohon dengarkan aku sekali ini saja Za, setelah itu aku akan menuruti apa katamu selanjutnya” dan mata kami bertemu setelah ratusan hari berlalu.
“Baiklah” ujarku singkat.
“Dia yang menjadi kekasihku sekarang tidak menggantikan posisimu dihatiku. Dulu aku hanya membutuhkan seseorang yang bisa menemaniku kemana saja, yang bisa merawatku ketika aku sakit, yang bisa aku lihat langsung bukan hanya melalui telpon genggam, jarak kita tak bisa melakukan itu semua. Itulah alasanku bersamanya, dan mungkin ada sedikit rasa bosan karena rindu yang tak tersampaikan, dan bodohnya aku ketika kamu marah, harusnya aku mencoba menenangkanmu, tapi aku malah membalas dengan semakin emosi. Dan akhirnya mengucapkan kata perpisahan itu. Aku tidak bisa melupakanmu, Za. Aku mencintaimu berulang kali, hingga dipertemuan kita hari ini.” Jelasnya.
“sudah? Sekarang giliranku. Kamu berjanji untuk menuruti apa kataku bukan?. Maka aku minta kamu pergi dan jangan pernah temui aku lagi” Tuturku dengan sekuat yang aku bisa menahan air mata.
“Za, aku mohon beri aku kesempatan kedua” Ucapnya seraya duduk memohon.
“Pergilah” balasku tak iba.
Dia mencoba meraih tanganku, aku menangkisnya “Za, ku mohon. Bertahun-tahun aku berjuang untuk mendapatkanmu. Tak adakah sedikitpun hatimu melunak dengan perjuanganku? Berikan aku kesempatan kedua, bukannya semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya?. Sepuluh kali aku melihatmu, sepuluh kali pula aku jatuh cinta padamu, Za.”
Aku tidak menjawab dan memutar tubuhku untuk pergi menjauh darinya, namun dia kembali meraih tanganku. Aku kembali menarik tangan darinya dan berbalik menampar pipinya
“aku bilang pergi brengsek”
 entahlah, siang itu aku tak dapat lagi menahan semua rasa sesak ku, bersama kalimat yang keluar dari mulutku tetesan air mata yang sejak tadi aku tahan akhirnya jatuh juga.
Semua mata yang ada diruangan itu sejak tadi menonton kami, karena itulah aku menahan semua emosiku, aku tidak ingin masalah pribadi ini diketahui semua orang. Tetapi pada akhirnya aku bukanlah wanita yang kuat. Siang itu aku menangis dihadapan banyak orang yang menyaksikan.
“Apa kau bilang? Kau bertahun-tahun berjuang mendapatkan cintaku? Hah, kau pikir kau akan tetap berjuang jika aku tak memberikan respon baik padamu ?. Tidak ! kau tetap berjuang karena signal dariku, karena sepuluh kali kita bertemu, sepuluh kali kau jatuh cinta padaku, kau harus tau, sepuluh kali pula aku jatuh cinta kepadamu. Bahkan dihari ini, dipertemuan kali ini, disela sesaknya dadaku, disela terbukanya lagi luka dihatiku, aku kembali jatuh cinta kepadamu. Tetapi tidak, aku tidak akan memberikan kesempatan itu lagi kepadamu, tidak akan pernah. Kenapa ? ingatkah kalimatmu terakhir kali ?. Kau bilang semuanya sudah berubah, kau sudah tak mencintaiku seperti dulu lagi. Lantas bagaimana jika hal tersebut terulang lagi ?. Siapa yang bertanggung jawab?. Aku tidak akan menambil resiko yang jelas memiliki kemungkinan terjadi. Maka pergilah.” Air mataku sejak tadi sudah menyentuh lantai, tak bisa aku hentikan lagi, aku biarkan air lengket ini membasahi pipiku.
Kulihat dia menundukan kepala, dan kembali menatapku “Maafkan aku, aku mencintaimu tapi aku ternyata menyakitimu sangat dalam. Dan maafkan aku, aku tidak pernah menyangkah dibalik diammu, kamu juga menyimpan rasa cinta itu untukku. Maafkan aku” hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

Dan aku pergi meninggalkannya, meninggalkan semua yang ada diruangan, aku pergi menjauh, mencari tempat yang tenang untuk aku mengeluarkan semua rasa sakitku yang selama ini aku coba kuburkan. Aku tidak tahu, keputusan ini sudah benar atau sebaliknya. Aku tidak tahu aku akan merasa lega atau bahkan menyesal nantinya. Aku tidak tahu, yang aku tahu sekarang aku hanya butuh menangis sepuasnya. Dan yang aku tahu, aku sudah tak percaya lagi hubungan jarak jauh. 

3 komentar:

  1. Maaf... Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau ada ke bohongan sy sama sekali. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang sy takut hubungi nomer trsebut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan dana hibah maupun melalui pemasangan nomer togel. Setelah sy telpon melalui whatsApp untuk dengar arahan nya. bukan jg larangan agama. Tergantung dari keyakinan dan kepercayaan saja. Biarlah Orang pada ngomong itu musrik hanya tuhan yg tau. mungkin ini salah satu jalan rejeki sy. Syukur Alhamdulillah melalui bantuan beliau benar2 sudah terbukti sekarang. Amin

    BalasHapus