Rabu, 06 Juli 2016

aku cemburu dengan perempuanmu

Aku cemburu. Dengan perempuan itu. Dengan perempuan yang kau cintai.

Sesak rasanya melihat kau bersamanya, kenapa tak bisa aku yang kau suka? Apa perempuan itu rasanya lebih besar dari padaku? Apa perjuangannya lebih kuat dibandingku?

Bagaimana kau begitu menyayanginya? Sedangkanku hanya berhayal mendapatkan utuhnya hatimu.

Aku disini merindukanmu, menginginkan waktu berputar kembali, ingin mencoba lebih keras lagi untuk bisa memilikimu, tapi jika waktu terulang, apa mungkin hatimu berubah mencintaiku sebesar itu?.

Terkadang ak bertanya, apa yg kau lihat dr perempuan itu? Tp setelah aku berfikir kembali, memangnya apa lebihku?

Banyak waktu yg telah kita habiskan bersama, apa tak ada artinya buatmu?
Aku ingin disini terus menunggumu, tapi mungkinkah kau dan dia akan terpisah? Aku ingin melupakanmu, tapi hati ini tak bisa aku kendalikan, hatiku tak bisa berbohong, aku menginginkanmu.

Ingin rasanya menjadi seseorang yang kau anggap rumah, dimana selalu jadi tempat kau pulang. Tapi menyakitkan juga jika semakin lama seperti ini. Tiap kali kau bersama perempuanmu, tak terkendali air mata menggenang dan perlahan mengalir, dan seketika dada kian terasa sesak.

Aku cemburu. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Kau bukan siapa-siapaku, namun perasaanku padamu tak kian memudar. Tak bisakah kau berpaling padaku? Aku punya cinta untukmu. pulanglah kepadaku.

Jumat, 01 Juli 2016

bahumuuu..

Halloo selamat malam.
Kamu apa kabar?
Masih ingat denganku?
Pernah ga sesekali merindukanku?
Pernah ga walaupun selintas aku hadir dimimpimu?
Pernah ga kamu ingat ingat waktu yg pernah kita habiskan bersama?

Aku rindu kamu.
Kamu selalu aku sebutkan didalam hatiku.
Kamu terkadang hadir dimimpiku.
Dan aku selalu memutar ulang berkali-kali kenangan saat bersamamu.

Aku selalu mengingat saat aku bersandar dibahu mu, saat kita didalam bioskop, sembari menonton film yang lucu itu. Atau ketika kita sedang duduk berdua, sambil ditemani suara pengamen di alun-alun, kusandarkan lagi kepalaku dibahumu. Pun saat dijalan, kutopangkan dagu dibahumu. Bahumu adalah sandaran ternyamanku, bahumu bagian kesukaanku selain matamu, bahumu pelepas penatku, bahumu sebagai penenangku,dan bahumu sebagai penawar rinduku. Dan kini aku merindukannya. Bisa kah terulang kembali?. Bisakah aku merasakan hangatnya bahumu lagi?.
Ahh bukan hanya aku saja yang pernah bersandar dibahumu. Ingat kah kamu juga pernah melakukannya. Kamu pernah bersandar dibahuku, ketika itu kamu sedang lelah-lelahnya. Apa kamu mendengarkan suara detang jantungku kala itu? Aku benar-benar sangat senang ketika kamu rebahkan kepalamu dibahuku, seolah kamu mendapatkan kenyamanan disana, ingin rasanya aku mengatakan isi hatiku saat itu, namun aku hanya bisa berdiam diri, merasakan sosokmu yg begitu dekat. Tidak kah kamu merindukan bahuku seperti aku yang selalu merindukan bahumu?

Apakah kamu tidak mengingat semua nya?
Apakah kamu tidak merindukannya?
Aku disini setengah mati menahan rindu, ingin menangis untuk semua kenangan yang tak bisa terulang.
Ternyata kehilangan seseorang yang masih ada itu sangat menyakitkan. Dan ternyata kehilangan seseorang yang belum sempat dimiliki itu sangat menyedihkan.
Aku pikir mudah sekali melupakanmu, karena waktu kita bersama tak lama, belum lagi tak pernah ada ikatan diantara kita, belum ada rasa saling memiliki, harusnya gampang saling melupakan bukan? Ternyata tidak semuanya begitu, aku contohnya.

Ingin rasanya ku tarik kembali kamu, ingin rasanya memutar kembali waktu. tapi semua sudah menjadi abu, hanya meninggalkan aku yang termenung menunggu, tanpa tau yang ditunggu telah berlalu..

hai kamu, malam ini aku rindu.