Senin, 31 Oktober 2016

Lirik lagu Voor Dilan

kaulah ahlinya bagiku

Dimana kamu ketika aku mau
Apa kau juga ketika aku rindu
Dengarlah sunyiku dengarlah diamku
Dan rindu engkaulah ahlinya bagiku

biarlah rinduku kumau kabarmu
dan rindu sunyilah akhirnya wakilmu


Itu Akan Selalu 

Aku mungkin bukan aku yang dulu
Bukan lagi yang selalu berdua denganmu
Waktu telah membawa aku pergi
Tetapi perasaanku tetap saja kepadamu

Hari baik yang dulu
Sudah baik padaku
Terima kasih aku suka kamu
Itu akan selalu

Jadi mengapa harus lama-lama termenung
Waktu akan terus bergerak bahkan ketika kau diam
Biarkan rindu bagiku yang pernah bahagia
Masa indah disekolah bersamamu dahulu


Kamulah Mauku 

Setelah hari ini ku tau engkau
Dan lalu ini aku hanya menunggu
Dimana kamu yang aku mau
Besok bertemu yang aku mau

Aduhai bahagia pabila akhirnya
Kau tau karena kamulah mauku

Kemudian ini yang ku rasakan
Kuucap dariku padamu
Jelas pasti yakinlah padaku
Jelas pasti ku ingin denganmu


Dulu Kita Masih SMA 

Dulu kita masih remaja
Usia anak SMA
Disekolah kita berjumpa
Pulang pasti kita berdua

Dan kini kamu ada dimana
Dan kini rindu apa kabarmu
Dan ingin lagi
Dan ingin lagi jumpa

Dulu kita masih bersama
Pesona anak SMA
Dulu setia selalu denganmu
Diatas motor berdua

Tak perlu judul :)

Aku ingin menyerah padamu
Namun harapan itu selalu saja ada
Tak mampuku hilangkan begitu saja
Tak dapat kuhapus dengan mudah
Tak dapatku bohongi apa maunya hati

Aku harus bagaimana?
Ikuti hatiku, atau harus berhenti?

Aku ingin mengungkapkannya
Apa yang terpendam
Mungkin aku akan lega setelahnya

Aku rindu, sungguh aku rindu
Masa dulu waktu kau genggam tanganku
Namun akankah semua terulang?
Nampaknya hanya rasaku yang bertahan

Sedih semua berakhir seperti ini
Karena cerita kita bahkan baru dimulai
Haruskah usai sampai disini
Tanpa mengungkapkan apa yang harusnya dikatakan


Belum lega rasanya karena aku masih memendam
Berikan aku waktu untuk mengatakan
Biarkan aku menjelaskan apa yang aku rasa
Dan izinkan aku memelukmu “mungkin untuk yang terakhir”

Sepertinya aku sudah tak memiliki kesempatan
Untuk kembali menjadi wanita yang kau istimewakan
Itulah yang terucap dari matamu
Dan aku harus membuang jauh-jauh harapan

tapi bagaimana ?
harapan itu terus tumbuh
menginginkanmu bersamaku
Itulah kenyataan yang tak dapat aku pungkiri
Tapi aku tak bisa memaksakan takdir yang terus berjalan

Aku menyukaimu
Karena senyumanmu, karena tatapanmu, karena caramu, dan karena itu kamu

Dapatkah aku menyatakannya langsung padamu ? 

Sabtu, 29 Oktober 2016

berbisik pada angin "kembali rindu kamu"

Tik tok tik tok
Keras sekali terdengar dentingan suara jam dinding
Semakin sunyi malam
Bahkan suara anginpun mampu terdengar

Dadaku kian sesak
Tertetes air mata dipipi
Ada rasa yang tertahan
Berat sekali rasa itu

Malam ini sungguhku ingin berlari menemuimu
Memeluk erat tubuhmu
Agar lega gelisah yang membebani  

Dingin sekali malam ini
Hanya kecupanmu dikepalaku yang mampu mengalakan tubuh yang mulai membeku
Membeku oleh rasa ingin bertemu
Aku kembali berbisik pada udara
“aku merindukanmu”

Aku ingin datang kemimpimu
Menyampaikan rasa yang ada dihatiku
Agar kau tau kamulah rinduku

Dan datanglah kemimpiku
Aku ingin menggenggam tanganmu
Agar kau tak akan pergi meninggalkanku
Supaya aku tidak rindu

Indralaya,

Sabtu, 29 oktober 2016 [02.56 WIB]

Rabu, 19 Oktober 2016

Anda : Menghitung hari

Menghitung hari detik demi detik
menunggu itu kan menjemuhkan
tapiku sabar menanti jawabmu
jawab cintamu

jangan kau beri harapan padaku
seperti ingin tapi tak ingin
yang aku minta tulus hatimu
bukan pura pura

jangan pergi dari cintaku
biar saja tetap denganku
biar semua tau adanya
dirimu memang punyaku


-belum pernah ku jatuh cinta
sekeras ini seperti padamu
 jangan sebut aku lelaki
bila tak bisa dapatkan engkau-

bukan layang layang



Pernah aku sampaikan dulu, dulu sekali
“Aku tak pandai menghentikan sesuatu , maka jika ingin bersamaku jangan setengah-setengah, mari kita sampai akhir. Karena sekalinya aku kau buat jatuh cinta, maka orang lain hanya sekedar numpang lewat, dan hatiku tertahan denganmu. Karena sekalinya kau memintaku, aku akan menunggu. Maka daripada menghentikan sesuatu yang kau janjikan lebih baik jangan memulai”.

Kau tau itu kan?
Lantas kenapa masih saja kau seakan ingin tapi tak ingin?
Memberikan aku harapan kemudian kau patahkan
Lalu kembali kau bangun lagi, terus seperti itu hingga kini
Aku hanya meminta tulus hatimu bukan kepuraan

Kau perlakukan aku seistimewa itu
Mana mungkin aku dapat menahan perasaanku padamu
Aku pun ingin mencegahnya
Bagaimana jika kau seperti ini pada semua wanita?
Tapi tetap saja aku kembali luluh padamu

Lain waktu kau tak perdulikan aku
Seakan diantara kita tak terjadi apapun
Entah kau benar-benar tidak tahu atau berpura-pura
Tentang perasaanku kepadamu

Jika ingin pergi ya silakan pergi
Jangan toleh lagi aku yang mematung dibelakangmu
Jangan ragu, Tinggalkan saja aku jangan kau pikirkan

Jika ingin bersamaku
Kumohon jangan setengah-setengah
Ajak aku bersamamu jangan pernah kau acuhkan

Jangan seperti ini
Jangan seakan kau bersamaku
Tapi kau tidak benar-benar bersamaku

Aku bukanlah layang layang yang dapat kau Tarik ulur
Yang kau tarik kembali ketika aku ingin bangkit melupakanmu
Dan kemudian kau ulur ketika aku kembali berharap
Aku bukanlah permainan seperti layang-layang

Aku bukan halte sebagai tempat singgahmu menunggu datangnya bis
Aku perempuan yang punya keinginan untuk kau jadikan tempat terakhir
Kau pikir aku tak apa dengan kau yang datang sesukamu ?
Kau sungguh salah, aku menahan sesak yang tak mampu dijelaskan

Tentu saja aku punya harapan kau memilih bersamaku
Juga punya mimpi yang sama denganku
Untuk hidup berdua, bahagia berdua
Namun aku tak akan memaksakan kehendakku
Jika memang bukan aku yang kau cinta
Akan aku relakan kau untuk pergi

Jangan seperti ini, jangan lagi
Agar aku pun tahu apa yang harus aku lakukan
Agar aku pun dapat melanjutkan kembali kehidupan
Denganmu atau tanpamu
Aku hanya butuh sesuatu yang harusku lakukan  
Pergi atau menunggu yang pasti

Sabtu, 15 Oktober 2016

angkah yang berganti

Entah ini disebut bertambah atau berkurang kah?
Entah harus senang atau bahkan bersedih.

Akan senang jika dirayakan, dengan lucunya berbagai macam warna balon, diberikan kue berbagai macam rasa, dan bungkusan kado-kado yang bermacam jenis.
Namun akan sedih jika mengingat, sudah sejauh ini apa yg telah di lakukan? Bagaimana hasil berpuluh tahun yang sudah dilewat? Apa sudah membahagiakan orang-orang terkasih?.

Dari tahun ketahun, ku rasa tak banyak hal baik yang berubah dalam hidup. Egois yang masih tetap bertahan, emosi yang tetap saja susah diredam, tak mandiri yang seakan lupa jika umur telah semakin tua, cengeng yang masih saja melekat, serta ratusan kelakuan buruk lainnya yang amat susah dikendalikan.

Umur memang tak menentukan kedewasaan orang, namun harusnya aku mampu menguasai diri sendiri, mengalahkan hal buruk yang telah jadi kebiasaan. Tak mudah memang namun jika niat tak akan pula jadi hal yang susah. Itulah lemahnya, kecil keinginan untuk menjadi lebih baik.

Duduk santai, nonton drama selalu jadi pilihan. Padahal sedang dihadapkan tugas penting yang bernilai. Masih pantas kah dengan usia ini, sedangkan yang telah dilakukan masih sangat dikit sekali.

Tentang agamapun tak berkembang, urusan dunia terkadang masih sering didahulukan, lantas masih senang dengan usia yang menipis ini?.

Ahh tetap saja harus bersyukurr, setidaknya masih ada waktu untuk menjadi seseorang yg bermanfaat, sambil memperbaiki diri untuk akhirat.

Dan hari ini, 15 oktober 2016,
Berharaplah kembali bermimpilah lagi, dan bercita-cita yang tinggi. Ada yang mesti dibahagiakan, ada yang harus dibuat bangga, perjalanan masih panjang, jng cepat puas dan jangan putus asa, apalagi besar kepala. Jangan pernah.

Tetap semangat orin. Berjanjilah pada diri sendiri, 15 oktober 2017 nanti kau akan jauh lebih baik dari hari ini, baik itu tingkah laku, kepribadian, pemikiran, keimanan, dan hal manapun serta apapunn.

Sekali lagii, selamat mengulang tanggal 15 oktober orin, semoga tahun depan udah punya pasangan #eh *harapan terpendam dan terdalam*.

Rabu, 12 Oktober 2016

hujan dan payung



Langit kian mencekam
Cahaya bintang tak lagi benderang
meredup tergantikan kelam
awan hitam menutupi indahnya langit malam

Kembali hujan turun dengan derasnya
yang masih belum mampu menyamarkan bayangmu dari ujung mata
malah memperkuat aromamu diimajinasiku
perlahan membentuk rasa ingin bertemu

Teringatku dengan tanyamu petang itu
“kau menyukai hujan bukan? Lantas kenapa kau menggunakan payung?”
Terdiam aku berfikir, apa semuanya mesti ada alasan?

Petir kian kencang terdengar
Aku duduk bersandarkan bantal dikamar
Malam ini aku susah terpejam  
Maka terpikir mencari jawaban atas tanyamu

“aku suka hujan, tapi aku jarang sekali berbaur dengan ribuan tetes air hujan”
Memang benar, jadi begini
Sama halnya saat kau menyukai seseorang
Apa kau harus mengikuti kemana ia pergi?
Selalu tenggelam dalam dekap peluknya?
Jika kau suka, cukup dengan hanya melihatnya dari jarak jauh
Kau sudah merasakan debarnya bukan ?
Sudah mampu melengkungkan senyum disudut bibirmu itu
Bukankah itu sudah cukup?
Begitu pula rasa sukaku kepada hujan
Hanya dengan aku nikmati saja rintiknya
Sudah cukupku maknai aku menyukai hujan
Karena yang berlebihan terlalu berisiko

Lagi pula hujan tak perlu tahu aku menyukainya
Seperti bagaimana kau tidak perlu tahu aku menyukaimu
Tak perlu aku nodai rasa ini dengan terjun terlalu dalam dengan perasaanku
Hanya dengan rasa “cukup” aku sudah bahagia

Malam semakin larut dan hujan mulai mereda
Perlahan mata mulai terpejam dengan sedikit senyuman
Aku sudah menjawabnya malam ini
Semoga esok pagi kita berjumpa


Salam rindu dari pengagum hujan dan kamu
Yang menganggap keduanya pemandangan terindah

Senin, 10 Oktober 2016

pergi dan jangan kembali



Dan setelah sekian lama kenapa kau tiba-tiba muncul?
Kau kira semuanya sudah aman?
Hingga tanpa berdosa kau datang dengan wajah polosmu
Berharap aku telah lupakan kejadian lalu

HAHA lucu sekali kau ini
Mana mungkin aku tak mengingat lagi lakumu itu
Kau kira luka yang kau tinggalkan itu hanya seperti tusukan jarum dijemari?
Tidakk, luka yang kau beri lebih dalam dari tubuh yang tertembak peluru
Bahkan lebih perih dari mata yang tersiram air raksa
Lebih mematikan dari racun yang membunuh mirna

Ingatkah kau 1tahun 6bulan yang lalu ?
Seberapa teganya kau tinggalkan aku yang selalu menunggu
Kau lepaskan eratnya genggamanku dijemarimu
Dan perkataanmu yang amat sangat menyakitiku

Kau pikir mudah untuk terlupakan ?
Kau pikir gampang luka itu mengering?
Kau salah, salah besar
Semuanya masih teringat detail di otakku
Semuanya masih terasakan dihatiku

Aku tidak membencimu
Namun hatiku belum berdamai denganmu
Hingga kapan ? aku tak tahu
Lebih baik sekarang jangan pernah temui aku
Itu lah baiknyaaa

Dan ingat luka yang kau goreskan itu masih mengangah
Berhenti sok seakan kau tak bersalah
Pisaunya masih kau genggam
Yang setiap saat dapat melukaiku kembali

Entah besar sekali egomu
Tak sekalipun kata maaf keluar dari mulutmu
Sekeras itukah hatimu
Hingga tak menyadari kau telah menyakitiku teramat dalam 

Maka pergilah dan jangan pernah kembali 
dengan begitu perlahan luka ini akan menutup dan pada akhirnya mengering 
biarlah dia sembuh dengan sendirinya 
bersama waktu yang tak akan mempertemukan kita lagi