Minggu, 13 Maret 2016

kau suka perubahan ?

Perubahan ? apa kau suka perubahan? Perubahan adalah sebuah pengalihan, sebuah pertukaran. Apa kau menyukainya? Kalau kau Tanya aku, maka jawabanku antara suka dan tidak suka, tergantung perubahan apa? Dilihat dari segi mana?
Aku menyukai perubahan, seperti ketika ibuku yang sering mengganti dan mengubah posisi tempat tidurku. Atau perubahan dari memiliki handphone yang hanya bisa sms dan telpon hingga handphone yang mampu mengajak keliling dunia hanya melalui genggaman. Ataukah perubahan rambut yang dulunya pendek hingga perlahan memanjang kemudian dipotong pendek kembali, aku menyukai perubahan seperti itu, menurutku akan lebih menarik, lebih nyaman dan mampu menumbuhkan keceriaan.

Namun ada satu perubahan yang amat sangat ku benci, yaitu perubahan perasaan. Aku tak menyukainya. Akan ada hati yang terluka, akan ada yang tersakiti, dan akan ada yang perlahan hancur. Bagi yang perasaannya berubah, dia tak mengapa, melangkah pergi meninggalkan yang tak berubah. Lantas apakah dipikirkan bagaimana yang ditinggalkan? Bagaimana yang perasaannya menetap?, yang perasaannya tetap sama?  Memangnya apa yang salah? Apa alasan perubahan tersebut?  Itu hal yang tak mengenakkan. Kenapa tak biarkan saja seperti awal, jika yang membenci tetap membenci dan yang mencinta tetap mencinta. Atau biar adil jika ingin berubah kenapa tidak dibuat keduanya saja berubah? Jangan salah satu, itu tidak bercanda. Tentang perasaan tak pernah mainmain. Dan yang lebih parahnya, yang berubah itu adalah yang pada awalnya meminta, yang pada awalnya terlebih dahulu berusaha, yang lebih dulu mendekat, dan lebih dulu mencinta, ketika semua berhasil, ketika semua terbalaskan, ketika telah mendapatkan apa yang diusahakan, lantas apa? Beranjak pergi, meninggalkan, melepaskan, bahkan tanpa menoleh, hanya meninggalkan tiga kata “semua sudah berubah” , apakah semudah itu? Apakah sesingkat itu? Apakah tak dipikirkan lagi?. Lantas kenapa? Kenapa? Dan kenapa? Perubahan seperti itu tak mengenakan, perubahan seperti itu tidak menumbuhkan keceriaan, lantas kenapa harus ada perubahan seperti itu?. Aku masih belum menemukan jawabannya. Belum menemukan alasan yang dapatku terima tentang perubahan perasaan. Karena hingga saat ini, aku tak pernah mencintai orang yang pernahku benci walaupun aku diberi ketulusan, dan aku tak pernah membenci orang yang pernah kucintai walaupun aku dikecewakan.